Apa kabar teman-teman investor dan trader! Semoga hari ini portofolio Anda hijau royo-royo dan cuan terus.

Ada pembahasan menarik hari ini, khususnya bagi Anda yang saat ini sedang melakukan screening atau pembelian saham yang diincar. Di antara berbagai jenis saham yang beredar di Bursa Efek Indonesia (BEI), tentu Anda pernah menemukan beberapa saham yang harganya tiba-tiba bergerak naik secara agresif. Setelah di-cross check berita dan jadwal korporasi, ternyata saham tersebut akan segera melakukan pembagian dividen.

mengapa-harga-saham-naik-mendekati-pembagian-dividen
Ilustrasi (Gambar: cnbcindonesia.com)

Yang menjadi pertanyaan besar sekarang adalah: Mengapa harga saham naik mendekati pembagian dividen?

Bagi Anda para "pemain lama" yang sudah malang melintang dalam dunia investasi atau trading saham, tentu sudah sangat memahami pola siklus naik turunnya saham ini. Pola ini sering dianggap sebagai "agenda wajib" tahunan. Namun, hal ini tentu berbeda bagi para investor atau trader pemula (newbie). Banyak dari mereka yang masih bingung, bahkan sering kali terjebak membeli di pucuk karena tidak memahami ritme pasar ini.

Apa Penyebab Harga Saham Naik Saat Mendekati Tanggal Pembagian Dividen?

Tidak dapat dipungkiri dan sangat sering terjadi di market, fenomena kenaikan harga jelang dividen adalah hal yang lumrah. Momen krusial ini terjadi menjelang cut off date di mana perusahaan menentukan siapa yang berhak mendapatkan dividen, atau biasa disebut dengan istilah "Cum Date".

Situasi ini sering kali membuat harga saham naik secara drastis (reli). Namun, ironisnya, biasanya setelah tanggal tersebut berlalu, harga saham akan turun kembali, bahkan terkadang lebih dalam dari harga kenaikan sebelumnya.

Baca juga: Bandarmology, Apa Itu? Menguak Misteri Penggerak Harga Saham di Pasar Modal Indonesia.

Mengapa anomali ini bisa terjadi? Mari kita bedah satu per satu.

1. Hukum Permintaan dan Penawaran (Supply and Demand)

Alasan paling mendasar dan logis adalah prinsip ekonomi klasik: Supply and Demand.

Mengambil informasi dan referensi dari edukasi pasar modal seperti instagram.com/ngertisaham, kenaikan harga saham tersebut murni disebabkan karena harga saham dipengaruhi oleh tingginya permintaan dan penawaran.

Ketika sebuah emiten (perusahaan tercatat) mengumumkan akan membagikan dividen—terlebih jika dividen tersebut bernilai jumbo atau memiliki yield yang tinggi—maka saham tersebut menjadi "gula" yang dikerubungi "semut".

  • Sisi Permintaan: Pada saat mendekati Cum Date, akan banyak investor yang memburu saham tersebut. Tujuannya jelas: mereka ingin nama mereka tercatat sebagai pemegang saham agar berhak mendapatkan transferan dana dividen ke RDN (Rekening Dana Nasabah) mereka.
  • Dampak Harga: Karena yang ingin membeli (Demand) jauh lebih besar daripada yang ingin menjual (Supply), maka harga secara otomatis akan terdorong naik.

2. Perburuan Capital Gain Jangka Pendek

Poin kedua ini lebih sering dimanfaatkan oleh para trader atau spekulan pasar. Mereka sebenarnya tidak terlalu peduli dengan dividen tunai yang akan dibagikan bulan depan. Yang mereka incar adalah selisih harga (Capital Gain).

Hal ini dimanfaatkan oleh trader untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek. Mengapa? Karena pada umumnya, selisih kenaikan harga pada saat rally menuju Cum Date bisa lebih tinggi dibandingkan persentase dividen itu sendiri.

Contoh Logika Trader: Jika Saham A memberikan dividen 5%, namun karena antusiasme pasar harga sahamnya naik hingga 10% dalam seminggu sebelum Cum Date, maka trader akan lebih memilih menjual sahamnya sesaat sebelum Cum Date berakhir. Mereka mengamankan profit 10% tersebut tanpa perlu menunggu pembayaran dividen.

3. Strategi Hold Jangka Panjang

Di sisi lain, ada investor sejati. Semakin panjang waktu hold-nya (memegang saham), maka potensi keuntungan mereka berlipat ganda. Mereka mendapatkan Capital Gain dari kenaikan harga saham jangka panjang karena fundamental perusahaan yang bagus, sekaligus mendapatkan Dividend Yield rutin setiap tahunnya.

Bagi kelompok ini, kenaikan harga menjelang dividen hanyalah bonus valuasi aset mereka, bukan sinyal untuk buru-buru menjual.

Mengapa Harga Turun Setelah Cum Date (Fenomena Dividend Trap)?

Setelah membahas kenaikan, kita harus membahas sisi gelapnya: Penurunan Harga.

Bagi sebagian investor lainnya, terutama mereka yang berorientasi jangka pendek, mereka akan melepas saham tersebut di hari berikutnya setelah Cum Date, atau yang disebut dengan "Ex Date".

Aksi Jual Masif (Profit Taking)

Mengapa mereka menjual? Karena pada tanggal Ex Date, mereka sudah resmi tercatat sebagai penerima dividen (karena memegang saham hingga penutupan pasar di hari Cum Date). Mereka tidak perlu lagi memegang sahamnya di hari Ex Date untuk mendapatkan uang dividen tersebut.

Akibatnya:

  1. Banyak investor menjual saham secara bersamaan di pagi hari saat Ex Date.
  2. Suplai saham melimpah di pasar, sementara pembeli berkurang (karena hak dividen sudah hilang).
  3. Harga saham anjlok.

Hal ini pula yang menyebabkan penurunan lebih dalam pada harga saham tersebut, fenomena ini sering disebut sebagai Dividend Trap. Seringkali, penurunan harga di hari Ex Date besarnya setara dengan nominal dividen yang dibagikan.

Namun, perlu diingat, bagi investor fundamentalis, fluktuasi ini hanya sementara. Secara jangka panjang, harga saham akan kembali mengikuti kinerja fundamental perusahaan tersebut.

Studi Kasus: Lonjakan Harga Saham BCA (BBCA)

Teori di atas akan lebih mudah dipahami jika kita melihat contoh nyata. Salah satu contoh kenaikan harga saham cukup drastis adalah pergerakan harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) beberapa bulan lalu, tepatnya pada Maret 2024.

Saham perbankan "Big Caps" ini menjadi primadona, apalagi saat itu terdapat prediksi dan sentimen positif bahwa dividend yield BBCA berpotensi naik.

Kinerja Fundamental sebagai Pendorong

Berdasarkan data, BBCA berhasil meraup laba bersih sebesar Rp 48,6 Triliun di tahun buku 2023. Angka ini menunjukkan kenaikan fantastis sebesar 19,4% secara tahunan (Year on Year). Laba yang besar ini memberikan sinyal kuat kepada investor bahwa "jatah" dividen yang akan dibagikan juga akan semakin besar.

Kronologi Kenaikan Harga (Maret 2024)

Respons pasar sangat antusias. Mari kita lihat momen saat Cum Date pasar reguler BBCA.

Pada saat awal pembukaan perdagangan hari Kamis, 14 Maret 2024, harga saham BBCA langsung dibuka di zona hijau.

  • Harga Penutupan Rabu: Rp 10.000,-
  • Pembukaan Kamis (09.00 WIB): Rp 10.050,-
  • Pergerakan (09.05 WIB): Melesat naik menjadi Rp 10.100,-

Kenaikan tersebut cukup signifikan untuk ukuran saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Mengambil informasi dari bareksa.com, kenaikan harga saham BCA tersebut didorong oleh sentimen positif dari adanya prediksi nilai dividend yield-nya yang diperkirakan bisa mencapai 2,5% sampai 2,6%.

Angka yield tersebut mungkin terdengar kecil jika dibandingkan saham batubara, namun untuk saham perbankan yang sangat stabil dan terus bertumbuh (growth stock) seperti BCA, angka tersebut sangat menarik bagi investor institusi maupun ritel.

Kamus Istilah Dividen: Jangan Sampai Salah Tanggal!

Agar Anda tidak bingung dan bisa menyusun strategi dengan tepat, Anda wajib memahami istilah-istilah kunci dalam kalender pembagian dividen berikut ini. Salah tanggal bisa berakibat fatal (gagal dapat dividen).

1. Cum Date (Cumulative Date)

Ini adalah tanggal paling keramat. Cum Date adalah hari terakhir investor membeli atau memiliki saham agar bisa tercatat untuk mendapatkan dividen.

  • Contoh: Jika Cum Date adalah tanggal 10, maka Anda harus membeli saham maksimal tanggal 10 sebelum pasar tutup, atau menahan saham yang sudah Anda punya sampai pasar tutup di tanggal 10.

2. Ex Date (Expired Date)

Ex Date merupakan tanggal setelah dividen dibagikan (biasanya satu hari kerja setelah Cum Date). Pemegang saham yang baru membeli saham pada tanggal ini tidak lagi berhak mendapatkan dividen.

  • Peringatan: Pada tanggal ini biasanya harga saham akan mengalami koreksi (turun) atau Dividend Trap.

3. Recording Date

Recording date adalah tanggal di mana perusahaan akan melihat dan mencatat secara administratif siapa saja nama investor yang berhak mendapatkan pembagian dividen.

  • Biasanya Recording Date jatuh 2 hari kerja setelah Cum Date. Ini adalah proses penyelesaian administrasi (settlement T+2) di Bursa Efek. Anda tidak perlu melakukan apa-apa di tanggal ini jika sudah hold sejak Cum Date.

4. Payment Date

Yang paling ditunggu-tunggu! Payment date adalah tanggal pembayaran dividen kepada pemegang saham. Uang tunai akan masuk secara otomatis ke RDN (Rekening Dana Nasabah) Anda.

  • Adapun tanggal pembagian dividen ini biasanya jatuh kurang lebih 3 minggu setelah Ex Date.

Strategi Mengambil Keuntungan di Musim Dividen

Setelah paham "mengapa" dan "kapan", sekarang kita bahas "bagaimana". Bagaimana cara terbaik memanfaatkan momentum ini?

Strategi 1: Buy on Weakness (Jauh-jauh Hari)

Jangan membeli saham saat berita dividen sudah keluar dan harga sudah terbang tinggi.

  • Lakukan analisis laporan keuangan kuartal 3 atau kuartal 4. Jika laba naik besar, hampir pasti dividen akan naik.
  • Belilah saham tersebut 1-2 bulan sebelum jadwal RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Biasanya harga masih "tenang". Anda bisa menikmati kenaikan harga (Capital Gain) saat orang-orang baru mulai heboh membeli jelang Cum Date.

2. Strategi Dividen Hunter (Incar Dividennya)

Jika tujuan Anda murni dividen (passive income):

  • Beli saat Cum Date (atau sebelumnya).
  • Abaikan penurunan harga saat Ex Date.
  • Tahan saham tersebut untuk jangka panjang (investing). Penurunan harga saat Ex Date biasanya akan pulih (rebound) dalam beberapa minggu atau bulan jika fundamental perusahaan bagus (seperti kasus BBCA).

3. Strategi Copet (Scalping/Swing)

Jika Anda trader yang tidak butuh dividen:

  • Beli saham saat rumor dividen muncul.
  • Jual saham tersebut tepat pada hari Cum Date saat harga sedang tinggi-tingginya.
  • Anda akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual beli, dan terhindar dari risiko harga anjlok saat Ex Date besoknya.

Penutup

Fenomena kenaikan harga saham mendekati pembagian dividen bukanlah sebuah misteri, melainkan reaksi pasar yang logis terhadap insentif keuntungan. Kenaikan ini didorong oleh kombinasi antara investor yang menginginkan cash dari dividen dan trader yang menginginkan keuntungan cepat dari lonjakan harga.

Mempelajari kasus seperti BBCA memberikan kita pelajaran bahwa perusahaan dengan fundamental kuat dan laba bertumbuh akan selalu menjadi incaran, terutama di musim pembagian dividen.

Namun, sebagai investor yang cerdas, Anda harus waspada. Jangan hanya tergiur grafik yang hijau. Perhatikan tanggal-tanggal penting seperti Cum Date dan Ex Date. Sesuaikan keputusan pembelian dengan profil risiko dan tujuan investasi Anda—apakah Anda ingin menjadi pemburu dividen sejati, atau pencari capital gain?