Bergerak Bersama Mencintai Warisan Budaya Batik Bantengan, Bumiaji Batu
Batik Bantengan (Gambar: Dokumentasi YouTube Callista Alda – Batik Bantengan Anjani khas Kota Batu)

Batik? Ada apa dengan batik? Mungkin bila membicarakan batik, kebanyakan akan merasa ogah-ogahan, karena banyak yang menganggap tidak kekinian. Namun pada tahun 2008 dan tahun 2021, anggapan miring dan negatif tentang batik berubah saat negara tetangga, Malaysia meng-klaim batik sebagai budaya mereka. Dan sebagai warga negara yang cinta tanah air, tentu saja hal ini menjadikan berubahnya mindset tentang batik. Apalagi sejak Pemerintah Indonesia mendaftarkan batik ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan resmi sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi pada 3 September 2008.

Indonesia memang gudangnya batik, begitu juga dengan Jawa Timur yang memiliki batik dengan ciri khasnya yang berbeda dengan batik lainnya di Indonesia.

Batu Malang, tidak hanya menjadi pusat pariwisata di Jawa Timur, bahkan apel produksi Batu sudah menjadi ikon Jawa Timur, namun siapa sangka Batu juga memiliki potensi dan produk lain yang juga sangat menarik, yaitu batik Batu berupa batik bermotif bantengan menjadi batik yang unik yang terinspirasi dari seni pertunjukan tradisional khas daerah setempat. Guratan malam di atas kain ini bukan sekadar pola, melainkan narasi visual tentang semangat, budaya, dan denyut kehidupan masyarakatnya.

Batik Bantengan dari Desa Sejahtera Astra Bumiaji, Menghidupkan Seni yang Tersimpan

Ada apa dengan Bumiaji? Tentu semua bertanya-tanya, apakah di Batu ada produk batik? Ya… Batik Bantengan. 

Batik Bantengan adalah batik yang menggambarkan semangat kesenian bantengan. Kesenian Bantengan, tarian rakyat yang kental dengan unsur mistis dan kekhasan lokal, kini bermetamorfosis menjadi media lestari yang lebih universal, yaitu batik.

Batik Bantengan lahir dari ide dan tangan seorang Anjani Sekar Arum, owner dari Omah Pembatik Cilik, yang merupakan Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 Bidang Kewirausahaan. Lulusan Seni dan Desain Universitas Negeri Malang ini memulai langkahnya pada tahun 2014 dengan memamerkan batik buatannya sendiri Galeri Raos Batu.

Batik Bantengan dari Desa Sejahtera Astra Bumiaji, Menghidupkan Seni yang Tersimpan
Anjani Sekar Arum  (Gambar: Dokumentasi YouTube “SATU Indonesia Awards 2017” – Anjani Sekar Arum, Si Batik Bantengan.)

Batik Bantengan saat ini menjadi ciri khas dan ikon dari Desa Sejahtera Astra (DSA) Bumiaji. Kepala banteng yang gagah, monyet dan macan pengiringnya, bunga tujuh rupa, alat musik tradisional, hingga cambuk cemeti tersusun menjadi motif Batik Banteng Agung yang kini menjadi identitas resmi Kota Batu. Motif ini adalah simbol keberlanjutan identitas budaya yang hampir punah, ditransmisikan melalui goresan canting yang indah.

Omah Pembatik Cilik, Bukan Sekadar Sanggar, Tapi Ruang Regenerasi Budaya

Kisah terbesar lahir, saat tahun 2017, saat menerima SATU Indonesia Awards dari Astra. Dari sanalah lahir Omah Pembatik Cilik, ruang belajar budaya yang kini menampung lebih dari 80 siswa dari delapan sekolah di Bumiaji. 

Omah Pembatik Cilik, Bukan Sekadar Sanggar, Tapi Ruang Regenerasi Budaya
Anak-anak belajar batik (Gambar: Dokumentasi YouTube “SATU Indonesia Awards 2017” – Anjani Sekar Arum, Si Batik Bantengan.)

Omah Pembatik Cilik, bukan hanya tempat menjual kain batik, namun sebuah nyawa yang selalu ada yang juga didirikan sebagai sarana belajar anak-anak mengenali warisan budaya. Anjani tidak hanya sekadar mengajarkan teknik membatik, tetapi menanamkan kebanggaan pada budaya lokal. Anak-anak didik ini bahkan menjadi 'guru batik cilik' yang menyebarkan virus batik di sekolah mereka, menciptakan pola regenerasi yang berkelanjutan.

Omah Pembatik Cilik, Bukan Sekadar Sanggar, Tapi Ruang Regenerasi Budaya
DSA Bumiaji (Gambar: Dokumentasi YouTube Callista Alda – Batik Bantengan Anjani khas Kota Batu)

Apa yang menjadi menarik disini? Batik Bantengan kini turut menggerakkan perekonomian Desa Sejahtera Astra Bumiaji.

Dukungan Astra dalam DSA Bumiaji, Merawat Kearifan Lokal dan Ekonomi Kreatif

Tidak dapat dipungkiri, warisan memang tidak melulu tentang harta, karena warisan secara universal bisa berbentuk budaya yang menyimpan banyak cerita. Anjani Sekar Arum adalah seorang sosok entrepreneur dari Bumiaji ini menunjukkan kiprahnya yang bergerak bersama Desa Sejahtera Astra Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur dengan Batik Bantengan-nya, sebuah guratan karya yang penuh cerita.

Dukungan Astra dalam DSA Bumiaji, Merawat Kearifan Lokal dan Ekonomi Kreatif
Batik Bantengan (Gambar: Dokumentasi YouTube Callista Alda – Batik Bantengan Anjani khas Kota Batu)

Keberadaan Bumiaji sebagai salah satu Desa Sejahtera Astra memang tidak lepas dari peran seorang Anjani. Anjani adalah seorang inisiator yang tidak miskin ide, dengan idenya, ia tergerak untuk menggambarkan semangat kesenian bantengan menjadi kain batik. Dengan dukungan Astra melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA), Astra turut menemani secara berkesinambungan proses yang sudah lebih dulu berjalan di Bumiaji.

Astra memiliki fokus untuk memberdayakan desa agar mandiri dan berdaya saing melalui pengembangan ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA). Hal ini diwujudkan dengan melatih dan mendampingi masyarakat, memperkuat kelembagaan desa, memberikan bantuan sarana produksi, serta memfasilitasi akses modal dan pemasaran untuk produk unggulan desa, seperti pertanian, perikanan, kriya, dan wisata.

Dengan pelatihan usaha, pendampingan, dan juga dukungan promosi, Astra berperan agar para warga bisa menjadi lebih percaya diri. 

Keberadaan DSA juga memberi manfaat positif bagi para pelaku UMKM lainnya yang ada di Bumiaji. Mereka mulai mengenal cara mengemas produk, menceritakan usaha, dan juga menjangkau para pembeli baru, misalnya dengan mengembangkan jajanan anti mainstream memanfaatkan potensi buah-buahan lokal seperti pie apel, sari jeruk, keripik, dan dodol.

Batik Bantengan, Kiprah Anjani dan Astra, Upaya Menggerakkan Sirkular Ekonomi

Anjani sebagai penggerak Desa Astra Bumiaji menyampaikan bahwa "Setiap tahun harus ada inovasi, agar wisata kita bisa tetap eksis dan berkembang". 

Inovasi yang diinisiasi Anjani sangat unik, yaitu setelah sukses dengan batik banteng, Anjani mengadakan pertunjukkan Bantengan Bocil, versi anak-anak dari kesenian tradisional Bantengan yang menghilangkan unsur mistis dan menekankan pada seni bela diri dan budaya.

Batik Bantengan, Kiprah Anjani dan Astra, Upaya Menggerakkan Sirkular Ekonomi
Proses membatik (Gambar: YouTube “SATU Indonesia Awards 2017” – Anjani Sekar Arum, Si Batik Bantengan.)

Pola ekonomi yang berjalan yakni karya batik yang digunakan untuk membiayai kegiatan bantengan. Tamu yang hadir melihat bantengan dan membeli batik akan kembali lagi. Sirkular ekonomi berjalan dan semua stakeholder bisa merasakan dampak positif dari adanya kegiatan. Batik Bantengan menjadi motor penggerak ekonomi budaya, yang secara cerdik menghubungkan seni pertunjukan dan produk kriya.

Terdapat hal penting yang sangat menarik dalam pengembangan Batik Bantengan ini, yaitu proses hingga menjadi ide batik. Bantengan yang dulu terkenal dengan hal-hal mistis dan mengerikan sekarang dibalut dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai dengan fitrahnya sebagai warisan budaya dan sarana edukasi.

Satukan Gerak, Terus Berdampak, Narasi Perubahan di Bumiaji

Pengembangan Batik Bantengan di Desa Sejahtera Astra Bumiaji adalah contoh nyata dari narasi "Satukan Gerak, Terus Berdampak". Kolaborasi antara inisiator lokal, budaya kearifan, dan dukungan korporasi telah menciptakan dampak yang luas dan berkelanjutan: memberdayakan masyarakat, meningkatkan ekonomi desa, melestarikan budaya, serta menciptakan keberlanjutan.

Dampak Ekonomi: Dari Sanggar Lokal ke Pasar Global

Pengembangan Batik Bantengan telah menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Bumiaji. Program binaan Astra yang fokus pada Pelatihan UMKM dan Pemberdayaan Perempuan telah mengubah ibu-ibu rumah tangga menjadi pelaku UMKM mandiri.

  • Peningkatan Pendapatan: Anak-anak didik di Omah Pembatik Cilik mampu menghasilkan 45 lembar batik per bulan, dengan harga jual mulai dari Rp300 ribu hingga Rp750 ribu per lembar, yang hasilnya digunakan untuk menabung. Hal ini tidak hanya menambah pendapatan keluarga tetapi juga menanamkan jiwa wirausaha sejak dini.
  • Peningkatan Nilai Jual: Melalui pelatihan manajemen produk, pengemasan, dan kemampuan storytelling yang difasilitasi Astra, nilai jual batik Bantengan meningkat. Batik tidak hanya dijual sebagai kain, tetapi sebagai cerita hidup masyarakat Batu, yang membuatnya sukses menembus pasar luar negeri seperti Ceko, Taiwan, Malaysia, Singapura, hingga Australia.
  • Stimulasi UMKM Lain: Keberhasilan batik juga mendorong sektor UMKM lain di desa. Contohnya, bisnis olahan apel seperti pie apel dan keripik yang omzetnya meningkat drastis berkat pelatihan dan akses pasar.

Pemberdayaan Masyarakat: Percaya Diri dan Mandiri

Program ini secara signifikan memberdayakan masyarakat, terutama kaum perempuan.

  • Keterlibatan Perempuan: Ibu-ibu rumah tangga di Bumiaji mendapatkan pelatihan membatik, pengemasan produk, hingga pemasaran digital. Mereka yang awalnya hanya membantu suami di rumah kini menjadi pengrajin batik yang mandiri dan percaya diri.
  • Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM): Pengrajin batik dibekali tidak hanya keterampilan teknis membatik, tetapi juga kemampuan manajerial dan kewirausahaan. Hal ini membuat mereka lebih percaya diri untuk berinteraksi dengan pembeli dan mengelola usaha secara profesional.

Pelestarian Budaya, “Bantengan” sebagai Identitas Baru Kota

Batik Bantengan adalah upaya melestarikan dan mengembangkan motif Bantengan yang khas dan bernilai budaya.

Pelestarian Budaya, “Bantengan” sebagai Identitas Baru Kota
Anak-anak tampil dalam pertunjukan seni Bocil Bantengan (Gambar: Ardana Pramayoga/TIMES Indonesia)

  • Identitas dan Kebanggaan Lokal: Motif Batik Banteng Agung telah ditetapkan sebagai identitas resmi Kota Batu. Batik ini menjadi media transmisi budaya. Ketika anak-anak dan warga desa bangga mengenakan batik ini, kesenian Bantengan yang tadinya terkesan mistis dan tertutup, kini menjadi simbol keterbukaan, seni, dan kebanggaan komunitas.
  • Edukasi Budaya: Omah Pembatik Cilik dan Taman Batik Astra menjadi destinasi edukasi wisata budaya, tempat wisatawan dapat melihat dan belajar langsung proses membatik motif Bantengan. Ini mengubah batik dari sekadar produk menjadi pengalaman budaya yang hidup.

Inovasi dan Keberlanjutan dengan Menjaga Api Semangat

Inovasi menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan usaha Batik Bantengan.

  • Inovasi Produk: Inovasi dilakukan tidak hanya pada desain motif yang terus dikembangkan, tetapi juga pada teknik produksi dan aplikasinya. Batik Bantengan diolah menjadi produk turunan seperti tas, sepatu, celana, dan rompi, bahkan dikolaborasikan dengan bahan lain seperti jeans.
  • Model Sirkular Ekonomi: Model pendanaan silang antara penjualan batik dan biaya operasional pertunjukan Bantengan Bocil adalah strategi keberlanjutan yang cerdas. Ini memastikan bahwa budaya dan ekonomi saling menopang dan menciptakan siklus positif.
  • Program Regenerasi: Keberadaan Omah Pembatik Cilik memastikan adanya regenerasi pembatik cilik. Ini adalah investasi jangka panjang untuk mencegah kelangkaan pengrajin di masa depan, yang juga didukung oleh Astra melalui pengembangan program serupa di daerah lain.

Kisah Inspiratif, Sebuah Perubahan Nyata di Garis Depan

Kisah Anjani Sekar Arum adalah kisah inspiratif tentang dedikasi Srikandi pelestari budaya. Namun, dampak terbesarnya terasa pada cerita-cerita kecil di Bumiaji. Salah satunya adalah kisah ibu-ibu yang kini memiliki penghasilan sendiri, atau anak-anak yang menggunakan uang hasil penjualan batik untuk tabungan pendidikan mereka, serta menjadi duta budaya cilik.

Kisah Inspiratif, Sebuah Perubahan Nyata di Garis Depan
Batik Bantengan dan Anjani Sekar Arum (Gambar: Astra)

Seperti yang Anjani katakan:

Keberhasilan itu tidak selalu terukur dengan angka, tetapi seringkali dalam bentuk kesadaran kecil”. 

Kesadaran bahwa turis asing mulai menginap di rumah warga atau anak-anak mulai belajar bahasa Inggris karena mereka merasa perlu berkomunikasi dengan turis adalah tanda bahwa desa mereka telah bangkit dan melihat potensi diri.

Batik Bantengan di Bumiaji, melalui kolaborasi dengan Astra dalam bingkai Desa Sejahtera Astra, adalah perwujudan dari semangat "Satukan Gerak, Terus Berdampak" - menggabungkan kekuatan tradisi dengan inovasi kewirausahaan, yang pada akhirnya memberikan dampak nyata, positif, dan berkelanjutan bagi masyarakat. Kain batik itu bukan hanya sehelai kain, melainkan sehelai peta menuju kemandirian desa, yang penuh dengan guratan cerita, harapan, dan semangat persatuan.


#APA2025-PLM


Referensi:

Channel YouTube “SATU Indonesia Awards 2017” – Anjani Sekar Arum, Si Batik Bantengan.

Channel YouTube Callista Alda – Batik Bantengan Anjani khas Kota Batu, Malang, Jawa Timur.

Viva. (2023). Batik Bantengan, Budaya Lokal yang Mendunia Lewat Tangan Anjani Sekar Arum.

Kompas Regional. (2017). Anjani Sekar Arum, Melindungi Anak-anak dengan Batik Bantengan.

Tempo.co. (2019). Perjuangan Anjani Mengangkat Batik Bantengan.

Data dan informasi program Desa Sejahtera Astra (DSA) dari Astra International Tbk dan Yayasan Pendidikan Astra - Michael D. Ruslim (YPA-MDR). (Berdasarkan laporan publikasi dan media massa).