Tidak dapat dimungkiri, membahas tentang saham ini memang "ngeri-ngeri sedap," apalagi bila Anda belum memahami betul tentang seluk-beluknya dan belum memiliki dana yang cukup untuk mulai menabung saham. Rasa takut dan kekhawatiran seringkali muncul akibat kurangnya informasi yang akurat dan beredarnya berita simpang siur, yang justru membuat banyak orang aworang terjebak pada investasi bodong. Untuk itulah memahami tentang “Konsep Dasar Saham, pintu gerbang menuju investasi cerdas di Pasar Modal Indonesia” sangat penting, khususnya bagi mereka yang baru masuk dunia saham.

Mengenal Saham: Dari Ngeri-Ngeri Sedap Menjadi Peluang

Setelah tertarik dunia investasi, memahami Konsep Dasar Saham menjadi hal yang sangat penting bagi Anda yang ingin serius berinvestasi di pasar modal. Pemahaman ini sangat berarti, khususnya untuk Anda yang belum mulai terjun di investasi saham, agar dapat membedakan mana investasi yang legal dan berlandaskan fundamental, serta mana yang hanya janji manis tanpa dasar.

konsep-dasar-saham
Ilustrasi (Gambar: Pexels/Anna Nekrashevich)

Mengingat begitu banyak informasi yang simpang siur di luar sana, fondasi pengetahuan yang kuat akan menjadi benteng pertahanan utama Anda dari jebakan investasi ilegal yang merugikan.

Saham adalah Bukti Kepemilikan Terhadap Suatu Perusahaan

Secara sederhana, dan disarikan dari berbagai referensi tepercaya (seperti yang sering dibagikan oleh akun-akun edukasi saham), saham adalah bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), baik itu dalam status tertutup maupun terbuka. Dengan kata lain, saham merupakan surat milik atas bagian dari entitas bisnis tersebut.

Hal ini secara fundamental berarti, saat Anda membeli saham suatu perusahaan, Anda secara otomatis membeli sebagian kecil dari kepemilikan perusahaan tersebut. Tentu saja, kepemilikan ini mencakup segala hak dan kewajiban yang melekat di dalamnya sesuai dengan porsi kepemilikan Anda.

Beda dahulu, beda sekarang. Jika pada masa lampau wujud saham berbentuk surat fisik, saat ini transaksi saham sudah beralih ke surat elektronik (digital) yang tercatat dan teradministrasi dengan rapi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Mengapa Perusahaan Menerbitkan Saham?

Perusahaan menerbitkan saham ke publik (melalui mekanisme IPO atau Initial Public Offering) sebagai salah satu cara untuk mendapatkan tambahan modal kerja. Modal yang didapatkan dari masyarakat inilah yang kemudian digunakan perusahaan untuk membiayai ekspansi, melunasi utang, meluncurkan produk baru, hingga meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan. Dengan demikian, pasar modal berperan sebagai jembatan antara perusahaan yang membutuhkan modal dan investor yang mencari tempat untuk menumbuhkan asetnya.

Keuntungan yang Diharapkan dari Membeli Saham

Berbicara tentang suatu proses perdagangan, tentu membeli saham juga memiliki tujuan utama, yaitu memperoleh keuntungan. Yang menjadi pertanyaan krusial sekarang adalah, "Apa keuntungan membeli saham?"

Ini dia dua sumber utama keuntungan yang diharapkan dari membeli saham, yang menjadikan instrumen ini begitu menarik:

1. Capital Gain

Sama seperti dalam suatu bisnis yang dilakukan secara bersama, salah satu keuntungan yang didapat dari membeli saham adalah kenaikan nilai dari usaha tersebut. Dalam konteks saham, kenaikan harga saham di pasar sekunder (pasar setelah IPO) ini disebut dengan Capital Gain.

Capital Gain terjadi ketika harga jual saham lebih tinggi daripada harga beli. Misalnya, Anda membeli saham seharga Rp 1.000 per lembar, kemudian menjualnya kembali di harga Rp 1.200 per lembar. Selisih Rp 200 itulah yang merupakan capital gain Anda. Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang positif, sentimen pasar yang baik, serta tingginya permintaan investor atas saham tersebut.

2. Dividen

Selain Capital Gain, apabila suatu perusahaan telah mendapatkan keuntungan (laba bersih), maka berdasarkan keputusan yang dilakukan bersama oleh pemegang saham, sebagian dari keuntungan tersebut akan dibagikan kepada para pemegang saham. Dalam dunia saham, pembagian atau bagi hasil keuntungan ini disebut Dividen.

Dividen umumnya dibagikan setahun sekali, tetapi pada perusahaan yang memiliki kinerja sangat bonafit, ada yang membaginya setahun dua kali. Pembagian dividen memiliki beberapa catatan penting:

RUPS: Kunci Pembagian Dividen

Dividen hanya akan dibagikan dengan beberapa catatan dan keputusan, yang semuanya diputuskan dalam forum tertinggi pemegang saham, yaitu RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham):

  • Perusahaan harus untung: Pembagian dividen hanya dapat dilakukan apabila perusahaan mencatatkan laba bersih.
  • Keputusan RUPS: RUPS akan memutuskan untuk membagi keuntungan tersebut, sesuai dengan lembaran atau porsi kepemilikan saham pada masing-masing investor.

Di dalam RUPS tersebut, hal-hal yang berhubungan dengan dividen diputuskan, antara lain:

  1. Bentuk Pembagian: Akan dibagikan dalam bentuk apa keuntungan tersebut? Tunai (Dividen Tunai) atau saham (Dividen Saham)?
  2. Besaran Keuntungan: Berapa besaran keuntungan yang akan dibagikan, yang dinyatakan dalam rasio seperti Dividen Payout Ratio (persentase laba yang dibagikan) atau Dividen Yield (persentase dividen terhadap harga saham)?
  3. Jadwal Pembagian: Kapan dividen akan dibagikan (Cum Date, Ex Date, Recording Date, dan Payment Date)?
  4. Penerima Dividen: Siapa yang akan mendapat dividen? (Mereka yang tercatat sebagai pemegang saham pada Recording Date).

Mekanisme Pencairan Dividen

Setelah diputuskan, bagaimana cara pencairan dividen? KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) akan mendistribusikan dividen tersebut langsung kepada para investor:

  • Dividen Tunai: Didistribusikan langsung ke Rekening Dana Nasabah (RDN) yang sudah dibuka saat Anda menjadi investor saham di pasar modal Indonesia.
  • Dividen Saham: Didistribusikan ke rekening efek (penambahan jumlah saham di portofolio Anda).

Risiko Berinvestasi Saham (High Risk, High Return)

Tentu Anda sangat memahami bahwa apa pun yang dilakukan pasti memiliki risiko. Begitu pula dengan berinvestasi pada saham. Prinsip yang selalu melekat pada saham adalah High Risk, High Return—potensi keuntungan tinggi berbanding lurus dengan potensi risikonya.

Risk comes from not knowing what you’re doing.” - Warren Buffett

Risiko yang ditawarkan oleh instrumen investasi saham ini menuntut investor untuk melakukan riset yang mendalam, atau setidaknya, memahami batas-batas risiko yang bisa dihadapi.

1. Capital Loss

Capital Loss adalah kebalikan dari Capital Gain. Kerugian ini terjadi ketika investor menjual saham pada harga yang lebih rendah daripada harga beli. Misalnya, membeli saham di harga Rp 1.000, namun karena harga terus turun dan panik, Anda menjualnya di harga Rp 800 per lembar. Selisih Rp 200 adalah kerugian (Capital Loss). Fluktuasi harga saham yang tajam (volatilitas) merupakan risiko yang harus siap dihadapi oleh setiap investor.

2. Risiko Kebangkrutan dan Delisting

Risiko terbesar berinvestasi saham, baik melalui pasar modal (perusahaan terbuka) atau pun secara langsung (perusahaan tertutup) adalah 'KEBANGKRUTAN' atas perusahaan yang sahamnya telah dibeli.

Apabila perusahaan bangkrut dan dilikuidasi, nilai saham bisa menjadi nol, dan investor sebagai pemilik saham (pemegang ekuitas) berada di urutan paling akhir dalam pembagian aset setelah semua utang perusahaan kepada kreditor dilunasi. Selain kebangkrutan, risiko yang juga perlu diwaspadai adalah Forced Delisting, yaitu penghapusan paksa saham dari Bursa Efek Indonesia (BEI) akibat kinerja keuangan yang buruk atau pelanggaran peraturan.

Maka dalam hal ini menjadi sangat penting bagi para investor pemula untuk memperhatikan dengan benar perusahaan yang akan dibeli sahamnya, karena kinerja perusahaan tersebut akan menentukan harga saham perusahaan di masa yang akan datang.

Disinilah istilah penting yang sering disampaikan menjadi relevan: “Jangan Beli Kucing dalam Karung!

Memahami Konsep Dasar Saham: Proses Go Public

Bagi para investor pemula, sangat penting untuk memahami secara ilustratif bagaimana sebuah perusahaan hingga akhirnya sahamnya bisa diperdagangkan di pasar modal.

Berikut adalah ilustrasi sederhana yang menjelaskan konsep dasar saham dari perusahaan kecil hingga menjadi perusahaan terbuka (Tbk):

  1. Tahap Awal: Anda memiliki modal yang digunakan untuk membuka usaha startup (misalnya).
  2. Tahap Perkembangan: Setelah usaha berkembang dan membutuhkan modal lebih besar, Anda mengajak pihak lain (misalnya teman atau investor awal) sebagai mitra penyertaan modal dalam bentuk PT Tertutup.
  3. Tahap Ekspansi: Saat memerlukan modal yang jauh lebih besar untuk pengembangan dan ekspansi selanjutnya, Anda dan mitra memutuskan untuk mengajak masyarakat umum sebagai mitra melalui mekanisme pasar modal.
  4. Tahap IPO (Initial Public Offering): Perusahaan mengajukan penawaran saham perdana kepada publik yang disebut IPO. Saat pertama kali perusahaan mengeluarkan saham ini, perusahaan mendapat tambahan titel dengan 'Tbk' (Terbuka).
  5. Tahap Pasar Sekunder: Setelah IPO selesai, saham perusahaan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan selanjutnya akan diperdagangkan antar investor yang ada disana dengan sistem lelang secara berkelanjutan. Inilah yang disebut Pasar Sekunder.
  6. Mekanisme Harga: Semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk berinvestasi pada saham dan membeli saham (tinggi permintaan), maka harga saham tersebut akan naik, begitu pula sebaliknya (rendah permintaan/tinggi penawaran).

Lot: Satuan Minimum Transaksi

Di pasar modal Indonesia, para pemodal atau investor diizinkan untuk ikut memiliki perusahaan dengan menyetorkan dana yang dimiliki masyarakat dengan minimal pembelian dalam satuan lot.

1 Lot = 100 lembar saham.

Dana yang harus disiapkan tergantung dari harga sahamnya, saat akan dibeli dengan minimal pembelian 1 lot (100 lembar). 

Untuk harga saham aktual dapat dengan mudah dilihat di Aplikasi Online Trading (OLT) perusahaan sekuritas masing-masing.

 Tips Berinvestasi Saham untuk Investor Pemula

Pada dasarnya, berinvestasi saham sangat mudah secara teknis (cukup klik tombol beli dan jual), namun yang menjadi pedoman adalah memahami pondasi dasar dalam melakukan investasi di saham. Jangan pernah berinvestasi pada sesuatu yang tidak Anda pahami.

1. Fundamental Perusahaan Adalah Kunci

Memahami tentang fundamental saham menjadi dasar yang paling penting untuk Anda yang ingin berinvestasi saham dengan benar dan untuk jangka panjang (investing).

  • Lihat Kinerja Keuangan: Apakah perusahaan untung secara berkelanjutan? Apakah utangnya terkendali?
  • Analisis Bisnis: Bagaimana prospek industri perusahaan di masa depan? Apakah produk/layanannya dibutuhkan masyarakat?
  • Manajemen Perusahaan: Siapa yang mengelola perusahaan? Apakah memiliki rekam jejak yang baik?

2. Perhatikan Pergerakan Sahamnya (Analisis Teknikal)

Apabila telah yakin dengan fundamental perusahaan, langkah selanjutnya adalah perhatikan pergerakan sahamnya untuk beberapa waktu (bisa ditarik ke belakang histori pergerakan sahamnya) menggunakan Analisis Teknikal.

  • Pola Umum: Pada umumnya, harga saham cenderung bergerak naik turun pada kisaran harga tertentu, membentuk pola support (level terendah) dan resistance (level tertinggi) dalam waktu tertentu.
  • Strategi Dasar: BELI disaat harga akan menyentuh level terendah (support) dan JUAL saat akan menyentuh level tertingginya (resistance). Lakukan hal ini secara berulang.

Sebagai catatan: Analisis teknikal di sini berfungsi untuk mengkonfirmasi titik beli dan titik jual pada suatu saham, setelah fundamental perusahaan sudah terpenuhi. Apabila fundamental tidak terpenuhi, maka analisa teknikal menjadi sia-sia, karena pergerakan harga tidak didukung oleh kinerja bisnis yang sehat.

3. Dampak Sentimen Global dan Nasional

Perlu disadari, ada faktor lain di luar fundamental dan teknikal yang sangat memengaruhi pasar saham secara keseluruhan, yaitu pengaruh sentimen global dan nasional. Ketika terjadi sentimen negatif yang lebih besar (misalnya krisis ekonomi, pandemi, atau kebijakan suku bunga Bank Sentral), maka analisa fundamental dan teknikal seringkali tidak akan berlaku pada sebagian besar saham-saham perusahaan (Systematic Risk).

Strategi untuk menghadapi risiko ini adalah dengan melakukan Diversifikasi—menyebar investasi pada beberapa saham dari sektor yang berbeda, sehingga kerugian di satu saham dapat ditutupi oleh keuntungan di saham lain.

Langkah Bertransaksi Jual Beli Saham

Setelah memahami konsep dasar dan memilih saham yang tepat, langkah selanjutnya adalah memulai transaksi. Langkah pertama adalah membuka rekening saham di perusahaan sekuritas yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Setelah rekening dibuka, langkah bertransaksi jual beli saham selanjutnya adalah:

  1. Download Aplikasi Online Trading (OLT): Unduh aplikasi OLT perusahaan sekuritas Anda di perangkat Android atau iOS.
  2. Lakukan Penginstalan dan Aktivasi: Lakukan penginstalan sesuai petunjuk. Aktifkan dengan memasukkan username dan password yang didapatkan dari perusahaan sekuritas.
  3. Pelajari Tutorial: Ikuti petunjuk atau tutorial penggunaan Aplikasi OLT di masing-masing website perusahaan sekuritas, karena setiap aplikasi memiliki tampilan yang berbeda-beda.

Istilah Penting yang Harus Diketahui Investor Pemula

Untuk memudahkan Anda dalam membaca berita dan menganalisis pergerakan pasar, berikut adalah beberapa istilah penting di pasar modal Indonesia:

  • IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan): Merupakan pergerakan rata-rata harga saham seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bila IHSG naik, ini berarti rata-rata harga saham seluruh perusahaan naik, begitu pula sebaliknya.
  • LQ45 (Liquid 45): Indeks yang mengukur pergerakan rata-rata harga saham dari 45 perusahaan yang paling sering diperjualbelikan (likuid) dan memiliki kapitalisasi pasar besar.
  • ISSI (Indeks Harga Saham Syariah Indonesia): Merupakan pergerakan rata-rata harga saham yang terdiri dari seluruh perusahaan yang telah memenuhi kriteria dan sesuai dengan prinsip syariah.
  • JII (Jakarta Islamic Index): Sering disebut sebagai LQ45-nya ISSI, yaitu pergerakan rata-rata harga saham yang terdiri dari 30 perusahaan syariah yang paling likuid di ISSI.
  • Dividen Payout Ratio (DPR): Menunjukkan berapa persen laba bersih yang dikeluarkan perusahaan untuk dibagikan sebagai dividen.
  • Dividen Yield: Menunjukkan berapa persen bagi hasil (dividen tunai) yang didapatkan dibandingkan dengan harga sahamnya.

Penutup

Memahami "Konsep Dasar Saham, pintu gerbang menuju investasi cerdas di Pasar Modal Indonesia" adalah langkah awal yang krusial. Saham, sebagai bukti kepemilikan, menawarkan potensi keuntungan signifikan melalui Capital Gain dan Dividen, namun juga membawa risiko besar seperti Capital Loss dan kebangkrutan perusahaan. Dengan berpegangan pada analisis fundamental, menggunakan analisis teknikal sebagai konfirmasi, dan selalu melakukan diversifikasi, Anda telah mempersiapkan diri untuk menjadi investor saham pemula yang cerdas dan berhati-hati di pasar modal Indonesia.